PENYAKIT SIFILIS
Apa itu Penyakit Sifilis ?
Penyakit Sifilis merupakan penyakit kelamin menular yang disebabkan oleh bakteri spiroseta, atau lebih dikenal dengan nama Treponema pallidum, Bakteri ini berbentuk spiral, merupakan bakteri yang motil atau bakteri yang dapat bergerak, yang umumnya menginfeksi melalui kontak seksual langsung, bakteri ini masuk ke dalam tubuh inang melalui celah di antara sel epitel.Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis penularan melalui ibu ke anak dalam uterus. Struktur tubuhnya yang berupa heliks memungkinkan Treponema pallidum bergerak dengan pola gerakan yang khas untuk bergerak di dalam medium kental seperti lendir (mucus). Dengan demikian organisme ini dapat mengakses sistem peredaran darah dan getah bening inang melalui jaringan dan membran mucosa.
Sifilis dapat menyebabkan efek serius seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau otak. Sifilis yang tak disembuhkan dapat berakibat fatal. Orang yang memiliki kemungkinan terkena sifilis atau menemukan pasangan seks yang mungkin terkena sifilis dianjurkan untuk segera menemui dokter secepat mungkin.
Gejala Sifilis
Gejala penyakit Sifilis sering kali menipu. Kadang luka yang disebabkan oleh Sifilis bisa keliatan dan bisa juga tidak. Luka Sifilis pun sering tersembunyi antara lain pada vagina, anus, atau mulut. Banyak orang yang terinfeksi Sifilis tidak menampakkan gejala selama bertahun-tahun. Hal ini berbahaya bila tidak segera ditangani.Jadi, penularan dapat menyebar dari penderita yang tidak menyadari penyakitnya. Mengenali gejala Sifilis sejak awal merupakan cara yang efektif untuk mencegah perkembangan penyakit ini. Jika dibiarkan selama bertahun-tahun, Sifilis dapat mengakibatkan kematian.
Bakteri Sifilis dapat menginfeksi bayi dalam kandungan. Hal ini tergantung pada berapa lama ibu hamil terinfeksi Sifilis, tidak hanya itu sang ibu juga berisiko tinggi melahirkan dengan kondisi bayi meninggal. Jika tidak segera ditangani, Sifilis akan menyebabkan penyakit serius dalam waktu mingguan. Bayi yang tidak ditangani dapat lahir dengan kondisi cacat atau bahkan meninggal.
Sifilis dapat dideteksi dengan memeriksa luka dengan mikroskop khusus yang disebut dark-field microscope. Jika terdapat bakteri Sifilis pada luka, bakteri tersebut akan tampak di mikroskop. Cara lain adalah dengan menggunakan tes darah.
Setelah infeksi, tubuh akan memproduksi antibody yang dapat dideteksi dalam darah. Kadar rendah antibodi dapat bertahan dalam darah dalam hitungan bulan atau tahun bahkan setelah penyakit Sifilis sembuh. Dikarenakan Sifilis dapat menginfeksi bahkan membuat bayi meninggal maka ibu hamil disarankan melakukan tes darah. Penderita Sifilis dalam tahap perawatan harus berhenti melakukan hubungan seksual terhadap pasangannya sampai luka-lukanya sembuh sempurna. Penderita Sifilis harus menginformasikan kepada pasangannya sehingga pasangannya dapat melakukan tes Sifilis dan diobati bila ternyata juga terkena infeksi.
Pernah menderita Sifilis tidak membuat seseorang kebal dengan penyakit tersebut. Walau perawatan berhasil menyembuhkan Sifilis, namun penderita dapat terjangkit Sifilis lagi jika tidak berhati-hati. Hanya tes laboratorium yang dapat mengidentifikasi Sifilis karena luka dapat tersembunyi di vagina, anus, atau mulut. Penderita harus sadar diri untuk memeriksa ulang dengan tes laboratorium.
Cara untuk mencegah penularan penyakit sifilis tentu saja sama dengan cara mencegah penyakit menular seksual lainnya, yaitu berhenti melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama dan memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual.
SUMBER